Senin, 21 Desember 2009

SANG PEMIMPI


Ga biasa2nya nich gue nonton film indo, berhubung ada bioskop baru yang deket murah n enak yah kurang apa lagi, so film apa aja hayo deh.

Onih dateng kerumah jam 12an cuma karna gue belum beres yah kita jalannya jam 1an motor onih ditaro dirumah sementara kita piginya jalan kaki, agak2 gerimis pas mau nyampe untung aja deket kalo ga kesian jevaughn.

Kita beli tiket dulu diatas abis itu masi ada waktu turun kebawah beli twister di kfc n makan soupnya disana abis itu baru naik pas bioskopnya dibuka.

Filmnya rada boring kalo menurut gue, sementara menurut onih bagusan laskar pelangi tapi karna gue ga nonton yah gue ga bisa bedain.

Jev aja berkali2 nanya kapan selesainya, dia bolak balik ada kayanya 5x ke toilet untung aja bukan film bule kalo ga bisa ga ngerti gue, sorenya pas pulang gue beliin alex kfc dulu eh ternyata disini ga ada paket attack loh, makanya g ga beli buat gue mending makan padang aja deh :)

Adalah seorang guru bernama Balia yang menjadi sumber inspirasi bagi Ikal, Arai dan Jimbron. Kelas Balia membawa mereka pada keajaiban ilmu pengetahuan dan luasnya kehidupan, tempat yang memberi mereka nafas untuk keluar dari tekanan hidup. Balia membarakan semangat mereka untuk menjelajahi Eropa dan bagian dunia lain untuk mengarungi kehidupan. Namun, pada saat yang sama, mereka harus menghadapi sikap keras Pak Mustar, sang kepala sekolah. Kontras dengan sikap Balia, Pak Mustar adalah seorang guru yang menerapkan cara didik dengan pola hukuman bagi yang lalai

Problematika yang mereka hadapi tak hanya soal sekolah dan bertahan hidup, tapi juga cinta, satu hal yang tak mungkin mereka hindari di kehidupan remaja. Cinta Arai pada Zakiah Nurmala menggiringnya menjadi seorang penyanyi dadakan dengan berguru pada Bang Zaitun, seorang pemusik Melayu keliling. Jimbron jatuh hati dengan Laksmi, gadis pemurung pekerja pabrik cincau yang tak pernah tersenyum sejak orang tuanya meninggal. Ikal tertarik pada gambar wanita molek dari reklame sebuah film Indonesia di bioskop

Tetapi, kebimbangan Ikal akan hidup dan masa depan membuatnya patah arang dan berusaha menghapus impiannya bersekolah ke Eropa bersama Arai. Ikal yang dulu seolah memiliki semangat baru, menjadi Ikal yang tenggelam dalam keputusasaan dan menyisakan kekecewaan yang dalam di hati sang ayah yang sangat membanggakan dirinya sejak kecil

Rasa bersalah terhadap sang ayah membuat Ikal bangkit, dan para pemimpi pun kembali berlari bersama. Satu persatu simpul-simpul kesulitan hidup untuk mencapai mimpi mereka buka. Cita-cita, harapan, dan cinta. Dengan tambahan bekal dari tabungan Jimbron, Ikal dan Arai melanjutkan hidup untuk merajut mimpi. Namun, setelah gelar sarjana diraih, Arai menghilang. Tinggalah Ikal sendirian mengadu nasib sambil mengejar mimpi. Sanggupkah ia meraih mimpinya tanpa kehadiran Arai?

Tidak ada komentar: